Bangunan di Kota Medan yang Memiliki Cerita Sejarah

Bangunan di Kota Medan yang Memiliki Cerita Sejarah – Sejumlah bangunan bersejarah di Kota Medan telah berusia slot 88 lebih dari satu abad. Ada yang merupakan peninggalan kerajaan terdahulu maupun pemerintah kolonial Belanda. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara. Kota Medan terbesar ketiga di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Surabaya. Sebagai salah satu kota di Indonesia, Kota Medan memiliki rekam jejak sejarah yang panjang. Salah satu bukti dari jejak sejarah yang ada di Kota Medan, yakni peninggalan bangunan sejarah bekas kerajaan terdahulu maupun penjajahan Belanda. Gedung-gedung tersebut hingga kini masih berdiri kokoh. Dikenal sebagai kota metropolitan terbesar di Pulau Sumatera, ternyata Kota Medan memiliki banyak situs bersejarah yang patut dikunjungi. Bangunan-bangunan yang dulunya banyak menyimpan cerita dan sejarah itu kini banyak dijadikan tempat wisata untuk dikunjungi para wisatawan.
Selain memiliki latar belakang sejarah tersendiri, bangunan-bangunan ini juga memiliki arsitektur yang unik dan menarik. Hal ini membuat para pengunjung penasaran ingin menjelajah keseluruhan isinya.

Masjid Al Mahsun

Selain Istana Maimun, bangunan peninggalan Kesultanan Deli lainnya adalah Masjid Al-Mahsun. Lokasi masjid ini berjarak tidak jauh dari Istana, tepatnya di Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan. Masjid ini dibangun pada tahun 1906 dan memiliki gaya arsitektur khas Timur Tengah, India, dan Spanyol. Masjid ini melambangkan keagungan Kesultanan Deli sewaktu masa kejayaannya di Kota Medan. Masjid ini dapat dikunjungi setiap hari dan tidak ada dikenakan biaya apapun alias gratis. Namun detikers perlu memerhatikan beberapa peraturan ketika memasuki area masjid ini seperti mengenakan hijab (penutup kepala) bagi perempuan dan membuka alas kaki sebelum melewati batas suci.

Museum Negeri Sumatera Utara

Museum Negeri Sumatera Utara berlokasi di Jalan HM. Joni No.51, Teladan Barat, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan. Museum ini menjadi saksi sejarah dan budaya lokal Kota Medan. Museum ini memiliki pemandu yang akan menjelaskan kepada pengunjung terkait sejarah dan berbagai warisan budaya yang terdapat di Sumatera Utara. Koleksi yang dipamerkan beraneka ragam, mulai dari artefak, benda etnografi, replika manusia dahulu kala, hingga kain bata Museum ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1954. Selain mempelajari sejarah dan budaya, juga diberi pemahaman terkait benda-benda seni yang terdapat di museum terutama seni rupa.

Tjong A Fie

Tjong A Fie adalah salah satu bangunan bersejarah di Kota Medan yang memadukan budaya Melayu dan Tionghoa. Bangunan ini berlokasi di Jalan Jendral Ahmad YaniNo.105, Kesawan, Kecamatan Medan Bar, Kota Medan. Selain sebagai bangunan yang memamerkan keunikan slot bet 100 arsitekturnya, Tjong A Fie juga dijadikan sebagai museum yang mencatat sejarah penting Kota Medan. Dibangun pada 1985, bangunan ini merupakan hadiah Tjong A Fie, seorang pengusaha Tionghoa di Kota Medan kali itu. Bangunan Tjong A Fie menjadi simbol kekayaan budaya yang ada di Kota Medan. Dari museum ini kita juga dapat menyaksikan perjalanan hidup Tjong A Fie yang sudah berjasa banyak membangun Kota Medan. Selain Rumah Tjong A Fie, Ia juga turut andil dalam membangun bangunan bersejarah lainnya seperti Masjid Raya Al-Mahsun dan Masjid Gang Bengkok. Tjon A Fie sangat cocok bagi detikers yang ingin mengeksplor sejarah dan warisan budaya. Selain itu, detikers juga bisa mengambil foto karena Tjong A Fie memiliki banyak spot foto yang menarik. Tjong A Fie buka setiap hari mulai pukul 09.00-17.00 WIB. Bagi detikers yang ingin mengunjungi tempat ini dikenakan biaya Rp 35 ribu.

Graha Maria Annai Velangkanni

Graha Maria Annai Velangkanni merupakan gereja sekaligus tempat wisata religi dengan arsitektur India-Mughal. Lokasinya berada di Jalan Taman Sakura Indah No.7-10, Tj. Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan. Gereja Velangkanni berisi berbagai simbol kepercayaan, ornamen, serta warna pastel yang menghiasi bangunan dari luar maupun dari dalam. Gereja ini dibangun sebagai bukti keagungan dan kebesaran Ilahi.

Gedung Bank Indonesia

Gedung Bank Indonesia adalah salah satu bangunan bersejarah Kota Medan dan merupakan peninggalan Kolonial Belanda. Gedung ini terletak di Jalan Balai Kota No.4, Kesawan, Kecamatan Medan Bar, Kota Medan. Semasa pemerintahan Belanda, gedung ini bernama De Javasche Bank (Bank Jawa). Gedung ini didominasi warna putih dan didesain dengan pilar-pilar besar yang berkubah. Selain sebagai bangunan bersejarah, gedung ini juga menjadi acuan posisi titik nol Kota Medan yang berada di Grand Inna (Kantor Pos). Gedung Bank Indonesia dapat dikunjungi mulai hari Senin-Jumat mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Dan pengunjung tidak dikenakan biaya alias gratis.

Gedung London Sumatera

Gedung London Sumatera adalah salah satu bangunan bersejarah yang dirancang menyerupai rumah yang berada di London pada abad ke 18 dan 19. Bangunan ini terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani No.2, Kota Medan. London Sumatera atau yang biasa disebut sebagai Lonsum ini merupakan bangunan pertama yang memiliki lift di Kota Medan. Bangunan ini resmi beroperasi pada tahun 1906. Meskipun sudah terjadi perubahan zaman, lift ini tidak pernah diubah dan dimodifikasi. Sempat dijual kepada Pemerintahan Belanda dan berganti nama menjadi Juliana Building. Setelah Indonesia Merdeka gedung ini kembali mahjong ways 2 ke tangan Indonesia dan namanya menjadi PT PP London Sumatera. Lonsum dibuka setiap hari mulai pukul 08.00-17.00 WIB dan tidak dikenakan biaya apapun untuk memasukinya. Meskipun begitu, gedung ini tidak terbuka begitu saja untuk umum, detikers perlu meminta izin terlebih dahulu kepada pengelola.

Istana Maimun

Istana Maimun sudah menjadi ikon Kota Medan yang banyak dikenal masyarakat luar daerah. Istana ini terletak di Jalan Brigjen Katamso, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan. Istana ini merupakan peninggalan Kerajaan Deli pada masa kepemimpinan Sultan Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada tahun 1973. Dibangun dan dirancang oleh Arsitek TH Van Erp. Arsitektur bangunan ini sendiri memiliki perpaduan antara gaya Indonesia, Persia, Eropa, dan nuansa Melayu yang kental.