5 Hewan Zaman Purba yang Masih Eksis Salah Satunya Komodo di Indonesia

Di dunia hewan, ada beberapa spesies yang dikenal https://www.amorepizzaandrestaurant.com/ sebagai “fosil hidup” karena bentuk tubuhnya hampir tak berubah sejak jutaan tahun lalu. Berkat kombinasi kondisi habitat yang terisolasi dan adaptasi sempurna, mereka berhasil bertahan hingga era modern. Berikut ini lima contoh hewan prasejarah yang masih ada, termasuk beberapa yang dapat Anda temukan di perairan dan hutan Indonesia.

Ikan Coelacanth: Penjelajah Laut Purba

Ikan coelacanth sempat dianggap punah bersama https://www.bigjohnsbar.com/ dinosaurus sekitar 65 juta tahun lalu. Namun pada 1938, nelayan Afrika Selatan menangkap seekor coelacanth hidup—menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Bentuk tubuhnya khas: sirip mirip tangan yang memungkinkan gerakan lambat dan terkontrol di kedalaman. Di Indonesia, spesimen coelacanth ditemukan di perairan Sulawesi dan Maluku, khususnya di kawasan Wakatobi yang kaya keanekaragaman laut. Keberadaan coelacanth mengingatkan kita bahwa samudra menyimpan banyak misteri purba yang belum tereksplorasi.

Komodo: “Naga” Peninggalan Zaman Dinosaurus

Pulau Komodo, Rinca, Flores, dan Gili Motang di Nusa Tenggara Timur menjadi satu-satunya habitat asli komodo (Varanus komodoensis). Dengan panjang tubuh mencapai 3 meter dan berat hingga 70 kilogram, kadal raksasa ini tampak seperti monster purba yang keluar dari film fiksi. Komodo merupakan predator puncak, meski populasinya terancam oleh perburuan dan kerusakan habitat. Taman Nasional Komodo kini berperan penting dalam konservasi agar “naga” purba ini tidak benar-benar hilang.

Buaya Muara: Predator Purba di Perairan Nusantara

Buaya muara (Crocodylus porosus) dikenal sebagai salah satu spesies buaya terbesar di dunia. Fosil leluhurnya berasal dari era Miosen, sekitar 20 juta tahun lalu. Berbeda dengan kebanyakan buaya, buaya muara mampu hidup di air tawar dan air payau, bahkan bertahan di perairan laut dangkal. Di Indonesia, mereka banyak dijumpai di muara sungai, rawa-rawa Kalimantan, Papua, hingga pesisir Sulawesi. Meski ditakuti, buaya muara memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem air.

Kima Raksasa: Relik Jutaan Tahun di Dasar Laut

Kima raksasa atau horseshoe crab (Limulus polyphemus) sering disebut “fosil hidup” karena bentuk tubuhnya hampir sama sejak 450 juta tahun lalu, jauh sebelum dinosaurus muncul. Bentuk cangkangnya yang keras dan panjang ekornya yang seperti tombak melindungi mereka dari predator. Meski namanya kima raksasa, ukurannya relatif kecil (panjang sekitar 60 cm). Di Indonesia, kerabat kima besar dapat dijumpai di pantai-pantai berpasir di Jawa Timur dan Lampung, meski populasinya menyusut akibat kerusakan pantai.

Tardigrada: Makhluk Mikro Bertahan Sejak Pra-Kambrium

Meski tidak kasat mata tanpa alat bantu, tardigrada atau “beruang air” adalah makhluk mikroskopis yang telah ada sejak lebih dari 500 juta tahun lalu. Mereka mampu hidup di suhu ekstrem, tekanan tinggi di dasar laut, hingga kekeringan absolut. Karena tubuhnya bisa mengkerut menjadi tun (tun state), tardigrada dapat bertahan tanpa air selama puluhan tahun—membuatnya layak disebut fosil hidup mikro. Di Indonesia, mereka tersebar di setiap habitat lembap, mulai dari lumut di hutan hujan hingga sedimen laut.

Kesimpulan

Fakta bahwa makhluk-makhluk “fosil hidup” masih mengisi bumi kita menunjukkan betapa luar biasanya daya tahan evolusi. Di Indonesia sendiri, keanekaragaman hayati purba seperti coelacanth, komodo, buaya muara, dan kima raksasa menjadi warisan alam yang tak ternilai. Melalui upaya konservasi dan penelitian, kita dapat memastikan bahwa hewan-hewan prasejarah ini tetap ada untuk generasi mendatang—sebagai saksi bisu sejarah panjang kehidupan di planet ini.