Sejarah Kepemimpinan Sultan Trengggono – Kerajaan Demak atau aztec slot Kasultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan yang berdiri pada awal abad ke-16 ini didirikan oleh Raden Patah dan menggapai era kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Trenggono.Kerajaan Demak terdapat di tempat Demak, Jawa Tengah. Pada awalnya, Demak merupakan lokasi kadipaten yang tunduk pada kekuasaan Majapahit.
Sejarah Kepemimpinan Sultan Trengggono
Kerajaan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam di bawah kepemimpinan Raden Patah bersama dengan adanya peran sentral Wali Songo. Periode kepemimpinan Raden Patah adalah fase awal semakin berkembangnya ajaran Islam di Jawa.
Baca Juga: Sejarah Penjajahan Inggris di Indonesia
Kehidupan politik
Secara politik, Kerajaan Demak merupakan kekuasaan terbesar di Jawa. Mengakhiri dominasi panjang Majapahit, dan eksistensi penguasa Sunda yang secara konsisten berdiri sejak abad ke-6 Masehi. Kerajaan Demak menempatkan adipati-adipati sebagai perpanjangan tangan Sultan. Wilayah layaknya Surabaya, Tuban, dan Madiun memiliki adipati-adipati yang cukup berpengaruh.
Kerajaan Demak terhitung pertama kali bersentuhan bersama dengan imperialisme barat. Berdirinya Demak pada abad ke-16 lantas dilanjutkan bersama dengan pendudukan Portugis di Malaka. Direbutnya Sunda Kelapa pada th. 1527 adalah keliru satu usaha untuk menguasai seluruh pesisir utara dan menangkal kehadiran Portugis di Jawa.
Kehidupan ekonomi
Dikutip berasal dari buku Sejarah 8 Kerajaan Terbesar di Indonesia oleh Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM, Kerajaan Demak terdapat di pesisir utara Jawa, agar sumber ekonomi utama penduduk Demak adalah perdagangan laut. Tidak adanya kerajaan kawan akrab di Jawa terhitung menjadi aspek mengapa Kerajaan Demak terlalu aktif berdagang di laut.
Pada era kejayaannya, Kerajaan Demak menguasai pelabuhan utama layaknya Surabaya, Madura, Tuban, Semarang, Jepara, Cirebon, dan Sunda Kelapa. Selain itu, kadipaten-kadipaten di pedalaman layaknya Madiun, Kediri, Malang, Pati, dan Pajang terhitung merupakan sumber utama pertanian dan peternakan sebagai komoditas dagang. Beras Jawa merupakan komoditas perlu didalam perdagangan internasional di Nusantara.
Raja-raja Kerajaan Demak
Sultan Trenggono (berkuasa 1521-1546 M)
Sultan Trenggana mempunyai Kesultanan Demak menggapai periode kejayaannya. Wilayah kekuasaan Demak meluas sampai ke Jawa anggota timur dan barat. Pada 1527, pasukan Islam paduan berasal dari Demak dan Cirebon yang dipimpin Fatahillah atas perintah Sultan Trenggana berhasil mengusir Portugis berasal dari Sunda Kelapa.
Nama Sunda Kelapa lantas diganti menjadi Jayakarta atau “kemenangan yang sempurna”. Kelak, Jayakarta berpindah nama ulang menjadi Batavia lantas Jakarta, ibu kota Republik Indonesia.
Saat menyerang Panarukan, Situbondo, yang pas itu dikuasai Kerajaan Blambangan (Banyuwangi), pada 1546, berlangsung insiden yang memicu Sultan Trenggana terbunuh.
Sunan Prawata (berkuasa 1546-1549 M)
Sunan Prawata merupakan putra berasal dari Sultan Trenggono. Suksesi Sultan Trenggana yang berlangsung mendadak akibat kematiannya ternyata tidak berlangsung mulus.Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar mengupayakan untuk menempati kekuasaan mengalahkan Sunan Prawata yang merupakan putra Trenggana. Sunan Prawata lantas membunuh Surowiyoto dan menempati kekuasaan.
Akan tetapi, sebab insiden berikut memicu surutnya dukungan pada kekuasaannya. Ia memindahkan pusat kekuasaan Demak ke wilayahnya di Prawoto, Pati, Jawa Tengah. Ia hanya berkuasa slot deposit qris sepanjang satu tahun, saat Arya Penangsang putra berasal dari Surowiyoto laksanakan pembunuhan pada Prawata pada 1547.
Raden Patah (berkuasa 1500-1518 M)
Raden Patah merupakan pendiri Kerajaan Demak. Dia adalah putra Raja Majapahit berasal spaceman slot dari istri seorang perempuan asal Cina, yang telah masuk Islam. Raden Patah memimpin Kerajaan Demak pada 1500 sampai 1518 M. Di bawah kepemimpinan Raden Patah, Kesultanan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam bersama dengan peran sentral Wali Songo. Periode ini adalah fase awal semakin berkembangnya ajaran Islam di Jawa.