Cerita PKI Berawal dari Indische Social Democratische Vereniging

Cerita PKI Berawal dari Indische Social Democratische Vereniging

Cerita PKI Berawal dari Indische Social Democratische Vereniging – Partai ini berawal dari kaum sosialis Hindia Belanda yang membentuk serikat tenaga kerja di pelabuhan, dengan nama Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Para anggota Belanda dari ISDV mengenalkan ide-ide Marxis pada orang Indonesia. PKI adalah kependekan dari Partai Komunis slot bonus new member Indonesia. Partai ini sesuai dengan namanya menganut paham komunisme. Komunisme yaitu paham atau ideologi dalam bidang politik yang menganut ajaran Karl Marx, yang hendak menghapuskan hak milik perseorangan dan menggantikannya dengan hak milik bersama yang dikontrol oleh negara.

Baca Juga: Sejarah Partai Komunis Indonesia – Pemberontakan Madium

Cerita PKI Berawal dari Indische Social Democratische Vereniging

Berdirinya PKI diawali dengan organisasi komunis yang didirikan oleh Henk Sneevliet pada 1914, yaitu Indische Social Democratische Vereniging (ISDV). Pada awal pembentukan, ISDV mempunyai 85 anggota yang berasal dari dua partai sosialis Belanda, yaitu Partai Buruh Sosial Demokratis dan Partai Sosial Demokratis yang bergerak di Hindia Belanda. Sneevliet mimiliki sebuah misi untuk menanamkan paham marxisme-komunisme terhadap perjuangan nasional Indonesia. Salah satu cara agar misinya dapat berjalan ialah dengan menyebarkan pahamnya lewat organisasi buruh kereta api di Semarang. Selain itu, Sneevliet juga menyebarkan paham komunisme lewat organisasi Sarekat Islam (SI), organisasi besar di Indonesia saat itu. Sneevliet menyebarkan pemahamannya lewat Semaun, Alimin, Darsono, dan tokoh SI lainnya. Sejak bertemu Sneevliet pada 1914, Semaun langsung tertarik dan mulai belajar membaca serta bahasa Belanda.

Dilembagakan oleh Soekarno

Pemberontakan PKI di Madiun tidak menghentikan dukungan dari sebagian rakyat Indonesia. Pada 1955, PKI ikut pemilu dan berakhir menduduki posisi keempat. Dua tahun berselang, Partai Masyumi, yang merasa tersaingi, menuntut agar PKI dilarang. Tidak berselang lama, terbentuklah Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang ditugaskan untuk menangkap ribuan kader PKI. Mengetahui peristiwa ini, Soekarno, yang mendukung sayap kiri mengeluarkan Undang-undang Darurat. Pada 1960, Soekarno mencetuskan slogan Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme). Lewat Nasakom, PKI pun dilembagakan oleh Soekarno. Namun, PKI akhirnya dibubarkan pada 1965 setelah peristiwa G30S.

Perpecahan Sarekat Islam

Pada perkembangannya, Semaun dan rekan-rekannya berniat untuk mengubah perjuangan Sarekat Islam ke arah komunis. Namun, hal ini tentu tidak langsung diterima begitu saja oleh anggota SI lainnya, hingga akhirnya timbul perpecahan. Munculnya PKI merupakan akibat dari perpecahan pada tubuh Sarekat Islam menjadi dua kubu, yaitu SI Merah (komunis) dan SI Putih (agamis). Semaun bersama anggota SI Merah dan tokoh komunis kemudian mengadakan Kongres ISDV di Semarang pada Mei 1920. Hasilnya, nama ISDV diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH), yang diketuai oleh Semaun dan Darsono sebagai wakilnya.