Sejarah Kebudayaan Mesir Kuno Zaman Dulu

Kata Mesir memiliki tiga arti yang berbeda berdasarkan tiga periode waktu. Pada periode awal Mesir, selama slot server thailand super gacor pemerintahan Kerajaan Tua, Mesir di sebut sebagai Kemet yang berarti tanah hitam. Kemudian, penduduk Mesir menyebut kerajaan mereka sebagai Hwt-ka-Ptah, yang berarti kuil untuk Ka dan Ptah. Saat ini, kata Mesir sering di sebut Misr yang berarti negara.

Mesir memiliki tanah yang paling subur di Afrika dan salah satu dari Negara tersubur di sekitar Laut Mediterania. Banyak orang datang dan bermukim di Mesir karena Mesir sangat subur. Dahulu ada dua kerajaan di Mesir, Kerajaan Mesir Atas yang terletak di Selatan dan Mesir Bawah yang terletak di Utara. Namun, pada awal Zaman Perunggu, raja Kerajaan Mesir Atas berhasil menguasai Kerajaan Mesir Bawah dan menyatukannya menjadi kerajaan baru. Orang-orang memanggil penguasa dari Kerajaan Baru ini Firaun. Orang-orang Yunani dan Ibrani pada dasarnya menggunakan istilah ‘Firaun’. Kata par’o pada bahasa Ibrani memiliki arti rumah yang besar. Kemudian, kerajaan ini terbagi lagi menjadi idn play enam macam periode.

Mesir kuno adalah sebuah peradaban kuno di bagian timur Afrika Utara. Peradaban ini di mulai pada tahun 3150 SM di bawah pemerintahan Firaun pertama. Firaun adalah orang terkuat di mesir kuno. Firaun adalah pemimpin politik dan agama para masyarakat Mesir. Sebagai penguasa dari Mesir Atas dan Mesir Bawah, Firaun menguasai semua tanah, menbuat hukum, mengumpulkan pajak, dan melindungi Mesir dari bangsa asing. Dan sebagai imam tertinggi dari setiap kuil, Firaun mewakili dewa bumi. Dia membuat ritual dan kuil-kuil untuk menyembah para dewa. Banyak Firaun pergi berperang ketika daerah mereka di serang atau ketika mereka ingin menjajah daerah lain. Bila Firaun memenangkan perang, orang-orang yang terjajah harus mengakui Firaun sebagai penguasa mereka dan memberikannya barang terbaik dan paling berharga dari tanah mereka.

Sejarah Kebudayaan Mesir

1. Wanita Mesir Kuno berhak atas banyak hal dan kebebasannya beragam

Anggapan bahwa wanita Mesir seringkali di lecehkan, di remehkan, bahkan tidak dianggap keberadaannya di Mesir sana ternyata tidak benar.

Para wanita di Mesir memiliki hak kesepakatan yang legal dan mampu memiliki hak finansial secara mandiri, itu berarti mereka dapat menjual atau membeli bangunan, berperan sebagai juri/hakim, dan terkadang juga dapat terlibat dalam suatu perjanjian togel hongkong kontrak. Wanita Mesir yang pekerjaannya di lakukan di luar rumah mendapat upah yang setara dengan yang di terima pria pada masa itu. Wanita di Mesir juga berhak menceraikan suaminya, bukan selamanya terikat dengan suami seperti yang terjadi pada wanita Yunani.

2. Cleopatra bukan keturunan Mesir

Mendengar Cleopatra, kita akan otomatis mengasosiasikannya dengan keelokannya sehingga dinobatkan sebagai Ratu tercantik di Kerajaan Mesir Kuno. Meski lahir di Alexandria, ia merupakan keturunan Yunani Makedonia, tepatnya keturunan Ptomely I, salah satu letnan dari Raja Alexander The Great, yang memimpin kerajaan Mesir dari abad 323 hingga 30 Sebelum Masehi.

3. Para Firaun pemimpin Mesir bertubuh gemuk dan menderita diabetes

Meski kita seringkali melihat patung orang Mesir yang di gambarkan bertubuh kekar, nyatanya itu tidak terjadi di kenyataannya dahulu. Setelah para ilmuwan meneliti tubuh dari mumi-mumi Firaun Mesir, ternyata di temukan bahwa dulunya berat badan mereka seringkali berlebih dan tidak sehat. Bahkan diduga menderita diabetes akibat konsumsi bir, wine, roti dan madu yang tinggi kadar gulanya.

4. Rakyat Mesir Kuno mencintai permainan papan

Di malam hari usai bekerja seharian penuh, pekerja Mesir kerap bermain board games sambil bersantai bersama rekan mereka. Permainan yang bisa dimainkan di atas papan dengan 30 kotak itu berupa permainan yang dinamakan “Mehen”, “Dogs and Jackals”, dan “Senet”. Cara bermainnya sederhana, layaknya bermain ular tangga dengan melempar dadu secara bergiliran. Menurut penelitian, mereka sudah melakukan kegiatan ini sejak 3500 SM, didukung oleh adanya penemuan papan permainan Senet di makam para Firaun yang memerintah di Dinasti ke-18, yakni sekitar 1333 hingga 1324 SM.

5. Pria Mesir Kuno juga bersolek

Kosmetik tidak mengenal perbedaan gender di jaman Mesir kuno. Dengan para wanita yang bersolek demi penampilan, para pria Mesir juga tampil tak kalah memukau dari para wanita. Hal itu di lakukan sebagai bentuk kepercayaan mereka untuk melindungi diri dari Dewa Horus dan Ra, yakni Dewa Matahari dalam mitologi Mesir.

Kosmetik yang digunakan berasal dari bijih besi mineral yang digerus sehingga menjadi bahan yang disebut kohl, yang kerap dibalurkan di atas kelopak mata dan kemudian dihiasi ornamen yang terbuat dari kayu, tulang atau gading. Untuk wanita, mereka menggunakan henna untuk melukis tangan dan kuku-kuku mereka.